Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tuesday 25 February 2014

The Birds of Paradise




The Birds-of-Paradise Project reveals the astounding beauty of 39 of the most exquisitely specialized animals on earth. After 8 years and 18 expeditions to New Guinea, Australia, and nearby islands, Cornell Lab scientist Ed Scholes and National Geographic photojournalist Tim Laman succeeded in capturing images of all 39 species in the bird-of-paradise family for the first time ever. This trailer gives a sense of their monumental undertaking and the spectacular footage that resulted. Filmed by Tim Laman, Ed Scholes, and Eric Liner.

Also be on the lookout for the Cornell Lab's and National Geographic's gorgeous coffee-table book (http://amzn.to/RYb7IL), a major exhibit at the National Geographic Museum (http://ngmuseum.org/bop), a TV documentary (http://amzn.to/12jtkBL), articles in Living Bird (http://www.allaboutbirds.org/Page.asp...) and National Geographic magazines, and a North American lecture tour (http://bit.ly/VRD6eJ).

Begitu indahnya burung Cendrawasih, maka diberi gelar burung dari surga - genus Paradisaea. Alasannya, karena bulunya sangat cantik seperti bidadari yang turun dari surga. Tahukah kamu sejarah yang cukup lucu sehingga dianggap burung "surga"?







Di tahun 1522, ketika Antonio Pigafetta dan Magelhan kembali ke Sevilla dari perjalanan keliling
dunia, Pigafetta membawa kulit cendrawasih kuning sebagai oleh-oleh Raja Bacan dari Maluku Utara untuk Raja Spanyol. Sahabat anehdidunia.com salah satu oleh-oleh tadi dikirim oleh raja pada Uskup Villadolid di Roma untuk dipelajari secara ilmiah. Para pakar hewan kala itu begitu kagum ketika melihatnya. Akhirnya cita-cita mereka terkabul. Maklum, saat itu kisah soal keindahan burung ini hanya didengar seperti legenda belaka.

"Bulu burung itu luar biasa indahnya. Jadi pantas kalau berasal dari Taman Firdaus di Surga," demikian kira-kira pendapat mereka. Karena itulah, burung yang bulunya kuning emas dan coklat, dengan leher hijau zamrud itu disepakati sebagai bird of paradise - burung dari surga.
Bukan hanya penampilannya saja yang jadi penyebab julukan burung surga, tetapi ditambah kabar yang beredar luas di Eropa saat itu. Disebutkan, burung ini sebenarnya bukan bagian dari surga, tetapi hanya melayang-layang dekat surga alias di ruang angkasa. Tak pernah ditemukan di muka bumi.


Makanannya hanya embun. Kawin pun tetap di udara. Telurnya dierami oleh betina dengan cara nongkrong di punggung jantan. Alasannya, karena burung ini terbang terus. Bila mereka lelah, barulah beristirahat di pepohonan bumi dengan cara mengaitkan bulu ekor yang panjang ke cabang pohon. Tidurnya seperti cara kelelawar.

Dari mana cerita-cerita itu berkembang luas? Entah, kemungkinan karena ulah para pedagang. Kebetulan, para pedagang yang berkelana ke kepulauan Nusantara lalu pulang ke Eropa banyak yang membawa bulu burung cendrawasih untuk dijual. Harganya sangat mahal.
Nah sahabat anehdidunia.com, saat para pedagang menangkap cendrawasih dan mengulitinya, mereka selalu memotong kaki burung tersebut. Alasannya, kaki-kaki ini akan membusuk kalau tidak dibuang dan bisa merusak kulit berikut bulunya. Agar awet dalam perjalanan di laut berbulan-bulan, bulu burung diawetkan dengan teknik pengasapan sederhana.

Jadi ketika sampai di Eropa, orang pun banyak yang percaya bahwa burung ini tak punya kaki. Akhirnya gosip soal asalnya yang dari surga, selalu terbang tak pernah berhenti, bahkan bertelur di udara menyebar luas. Sementara di atas kapal, para pedagang tertawa terkekeh-kekeh karena bualan mereka dipercaya begitu saja. Mereka juga sengaja merahasiakan ini agar harga bulu burung cendrawasih tetap mahal.

Ada yang tertawa, ada yang tertipu. Bukan hanya masyarakat awam yang dibohongi, juga kaum intelektual alias pakar hewan di Eropa. Burung cendrawasih saat itu diberi nama ilmiah: Paradisaea a poda (a = tanpa, poda = kaki). Begitulah, karana akal-akalan pedagang, maka cendrawasih menjadi burung surga...



Alhamdulillah...Allahuakhbar....indahnya ciptaan Allah dari kaca mata AiOL...

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More